Tahun Baru merupakan awal kita memasuki tahun yang baru, alangkah baiknya jika di malam tahun baru kita banyak mengevaluasi diri akan kerja dan prestasi kita di tahun yang lama serta belajar mengurangi kelemahan yang kita miliki dan meningkatkan kemampuan yang ada.
Evaluasi diri merupakan refleksi diri mulai dari hubungan kita dengan keluarga, teman, saudara, rekan bisnis dan sebagainya, yang kemudian dilanjutkan prestasi kerja apa yang telah kita hasilkan.
INGAT menjadi ORANG yang BERMANFAAT dan BERGUNA bagi lingkungan LEBIH BAIK daripada menjadi ORANG SUKSES dan BERKECUKUPAN
biasakan BERBAGI dengan sesama, KUNCI keberhasilan hidup kita
SELAMAT TAHUN BARU
Kamis, 29 Desember 2016
Rabu, 05 Oktober 2016
Penyakit HATI
Surat At-Taubahn ayt 124-125
Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, "Siapakah di antara kalian yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedangkan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
Ada tiga penyakit hati yang utama, dan sebaiknya harus kita hindari, yaitu PERTAMA adalah sifat SOMBONG, Ujub atau Takabur yang biasanya menggoda kita kalau kita ada kelebihan baik harta, ilmu, jabatan, pertemanan dsb dibandingkan orang lain. KEDUA adalah sifat IRI, Dengki atau cembur jika melihat orang lain mempunyai kelebihan dibandingak diri kita. KETIGA adalah sifat PELIT atau malas berbagi dengan orang lain atau bahkan yang membutuhkan.
Usahakanlah kita bisa keluar dari tiga penyakit HATI yang bisa menjauhkan diri kita dari penghuni syurga.
Rabu, 28 September 2016
Tujuah KUNCI Masuk SURGA
Semua orang yang beriman pasti menginginkan dirinya masuk SURGA
ada tujuh amalan yang bisa mengantarkan kita masuk SURGA, yaitu
1. IKHLAS dalam melakukan sesuatu
2. Selalu mendoakan dan merawat ORANG TUA selagi masih hidup
3. Selalu Menyantuni anak YATIM dan FAKIR MISKIN
4. SABAR dalam menghadapi segala cobaan
5. Selalu berSYUKUR atas segala nikmat yang diberikan, berapapun itu
6. BERBAGI dengan sesama secara rutin
7. Hindari rasa IRI, DENGKI, CEMBURU, selalu bebesar hati atas segala kejadian
Minggu, 10 Juli 2016
MEMAAFKAN
Dalam situasi lebaran sudah rutin kita melakukan silaturahmi dan bersalaman sambil maaf-memaafkan, akan tetapi sejauh mana makna maaf dan memaafkan itu
Memaafkan adalah balasan terbaik untuk sebuah kesalahan. Mungkin berat, tapi tidak untuk mereka yang punya niat. Untuk apa sebenarnya maaf itu? Maaf dapat di definisikan sebuah kata yang
mungkin diperlukan dalam menyelesaikan sebuah konflik, tetapi maaf
bukanlah pemecahan dari suatu masalah. Maafkan semua kesalahan. Tetapi jangan lupakan kesalahan, agar kita bisa bercermin untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. setiap kata maaf yang terucap merupakan sebuah
janji untuk tidak mengulangi semuanya. untuk berubah menjadi lebih baik. Banyak orang
yang mengucapkan kata maaf diiringi dengan tangis. Ini adalah permintaan
maaf tulus dari mereka dengan penyesalan untuk tidak mengulangi semua
perbuatannya. Di sinilah
indahnya saling memaafkan. karena kata maaf membuat perdamaian, membuat
kenyamanan antar sesama manusia. Maka, maafkanlah orang – orang yang
selalu meminta maaf kepada anda. untuk sekarang, dan demi masa depan
yang penuh dengan suasana nyaman dan damai. Jangan
malu untuk meminta maaf terlebih dahulu, karena kata maaf itu merupakan
suatu penyesalan dan janji tak akan mengulang semua kesalahan yang
pernah terjadi. Cepatlah anda meminta maaf kepada orang karena
kesalahanya atau kesalahan yang anda perbuat. Karena penyesalan terbesar
ketika Ia sudah tidak ada untuk selamanya.
Salah satu upaya terbaik dalam memaafkan atau meminta maaf adalah dengan memberikan kebaikan kepada orang yang kita minta maafkan, atau orang yang pernah kita berbuat salah kepadanya. Memang berat untuk berbuat kebaikan, tapi inilah yang disebut memaafkan dengan ikhlas dan biasanya kita bisa merasakan manfaat atas perbuataan maaf serta kebaikan yang telah kita lakukan.
Jangan
hanya menunggu waktu yang tepat. Karena itu bukanlah hal yang utama,
terkadang waktu yang salah bisa menjadi yang paling sempurna.Ketika berbuat salah, jangan mencari alasan. Tetapi akui, perbaiki, dan upayakan untuk tidak mengulangi kesalahan itu.
Kamis, 30 Juni 2016
Al Quran Sebagai Pedoman Hidup
Hidup itu memerlukan panduan atau kompas agar tidak tersesat, bagi umat manusia pedoman atau panduan atau kompas yang membimbing hidup agar menjadi baik dan bermanfaat adalah kitab suci dari agama yang dianutnya
Al Quran sebagai pedoman hidup untuk mengatur semua yang berkaitan dengan perbuatan manusia di dunia.
Dengan menjadikan Al Quran
sebagai pedoman kehidupan akan menghasilkan kesejahteraan, akhlak mulia dan
peradaban bagi manusia. Menjalani kehidupan di dunia merupakan sebuah
perjalanan yang singkat menurut pandangan kaum muslimin. Tujuan hidup sebenarnya ialah
menggapai ridho Allah SWT agar kehidupan kelak di akhirat berbahagia. Tapi
banyak manusia terlena dengan pesona dunia, mereka rela meninggalkan pondasi
dari Al Quran hanya untuk mengejar sesuatu yang bersifat sementara. Kehidupan
yang kekal di akhirat ditukar dengan kesenangan yang hanya berlalu sekian waktu
saja.
Al
Quran merupakan kitab suci yang sempurna, baik itu dalam hal mengatur
kehidupan penganutnya, maupun dalam berinteraksi dengan Tuhannya dalam bentuk
ritual ibadah yang secara wajib dikerjakan dalam tuntunannya. Semua ajaran
Islam tersebut bersumber pada satu kitab suci tersebut. Pada zaman dulu semua
persoalan dapat diselesaikan langsung oleh Rasulullah saw. Jika ada persoalan
yang sulit dipecahkan, maka Allah memberi petunjuk melalui wahyu. Lalu setelah Nabi dan Rasul wafat, manusia perlu
pedoman agar kehidupan mereka tidak berantakan.
Al
Quran sebagai pedoman hidup manusia dan umat Muslim khususnya. Jika tanpa
pegangan atau pedoman, maka manusia akan kehilangan arah. Perjalanan hidup
penuh dengan berbagai persoalan, dari persoalan yang paling ringan sampai yang
paling berat. Firman Allah yang dihimpun dalam sebuah kitab yang bernama Al
Quran, menjadi petunjuk yang komplit bagi manusia dalam menjalin hubungan
dengan Sang Khalik, dengan sesama manusia dan makhluk lainnya.
Umat Islam
membutuhkan Al Quran untuk menjalani hidup agar selamat dunia dan akhirat.
Apabila manusia tidak mempunyai pedoman hidup, manusia itu akan berbuat
sesukanya, bertingkah laku seperti hewan dan melakukan hukum rimba. Sebagai
petunjuk agar selaras dalam menyimbangkan kehidupan antar manusia dan lainnya.
Merupakan kalam Allah Swt, bukan sebuah syair, puisi ataupun ungkapan para
pujangga. Kandungan, isi dan kemurniannya tetap terjaga sepanjang zaman. Kitab
suci Al Quran merupakan panduan hidup manusia.
Allah Swt telah
menurunkan Al Quran sebagai pedoman hidup
bagi manusia agar selamat dunia maupun akhirat kelak. Faktanya jika hanya
memakai akal dan logika, manusia sering keliru mengenal Allah Swt. Untuk
membantu manusia mengenalNya dengan maksimal, butuh adanya tuntunan dari Allah
Ta’ala. Yaitu berupa wahyu yang diturunkan melalui utusanNya. Dengan adanya
wahyu tersebut, maka manusia dengan mudah bisa mengenal Sang Khalik.
Untuk itu hendaknya kita renungkan firman
Allah SWT:
Maka jika datang kepadamu
petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan
sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (QS Thaha [20] 12-124)
Rabu, 29 Juni 2016
REZEKI
Makna rezeki menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang
dipakai untuk memelihara kehidupan (yang diberikan oleh Tuhan); makanan
(sehari-hari); nafkah; ataui
penghidupan; pendapatan (uang dan sebagainya untuk memelihara kehidupan);
keuntungan; kesempatan mendapat makan;-- elang tak akan dapat (dimakan) oleh
musang (burung pipit), pb setiap orang ada keuntungannya masing- masing; ada
nyawa (umur) ada -- , pb selama masih hidup kita tentu masih sanggup
berusaha;
-- batin sesuatu yang berguna bagi batin; santapan
rohani;
-- halal pendapatan yang halal (yang diperoleh dengan jujur);
-- mahal sukar mencari rezeki (penghidupan); jarang sekali mendapat keuntungan;
-- mata segala sesuatu yang sedap dipandang;
-- meninggi mendapat keuntungan tidak dengan bersusah payah;
-- merendah segala yang dikerjakan selalu menguntungkan;
-- murah mudah mendapat penghidupan; kerap kali mendapat keuntungan;
-- musang ki gadis yang tidak terjaga;
-- nomplok cak rezeki yang diperoleh tanpa diduga dan dalam jumlah yang cukup besar
-- halal pendapatan yang halal (yang diperoleh dengan jujur);
-- mahal sukar mencari rezeki (penghidupan); jarang sekali mendapat keuntungan;
-- mata segala sesuatu yang sedap dipandang;
-- meninggi mendapat keuntungan tidak dengan bersusah payah;
-- merendah segala yang dikerjakan selalu menguntungkan;
-- murah mudah mendapat penghidupan; kerap kali mendapat keuntungan;
-- musang ki gadis yang tidak terjaga;
-- nomplok cak rezeki yang diperoleh tanpa diduga dan dalam jumlah yang cukup besar
Rezeki
adalah:
“Segala sesuatu yang bermanfaat yang Allah
halalkan untukmu, entah berupa pakaian, makanan, sampai pada istri. Itu semua
termasuk rezeki. Begitu pula anak laki-laki atau anak peremupuan termasuk
rezeki. Termasuk pula dalam hal ini adalah kesehatan, pendengaran dan
penglihatan.”
Dari pengertian di atas, rezeki ternyata
tidak identik dengan harta dan uang. Jadi, janganlah kita sempitkan pada maksud
tersebut saja.
Pemanfaatan
Rezeki
Rezeki yang kita peroleh wajib dimanfaatkan
untuk hal yang baik. Disebut dalam ayat " Ù…ِÙ…َّاDan menafkahkan (mengeluarkan) sebagian rezeki
yang dinafkahkan untuk mereka.” (QS. Al-Baqarah: 3)
Jika rezeki berupa harta, maka wajib
diperhatikan zakat dari harta tersebut atau mengeluarkannya untuk sedekah yang
sunnah. Ada pula rezeki selain harta yang juga diperintahkan untuk dimanfaatkan
untuk hal-hal baik, seperti rezeki berupa akal, pendengaran dan penglihatan.
Adapun pemanfaatan rezeki dengan dua acara:
1- Rezeki atau nikmat dimanfaatkan untuk
melakukan ketaatan pada Allah.
2- Rezeki tersebut dimanfaatkan untuk
memberi manfaat pada kaum muslimin yang lain.
Ibnu Hazm berkata,
“Setiap
nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah
musibah.” (Jaami’ul Ulum wal Hikam, 2: 82)
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
“Manusia
yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia.
Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain
bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau
menghilangkan rasa laparnya.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no.
13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana
disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176).
Carilah
Rezeki dengan Cara yang Halal
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Sesungguhnya ruh qudus
(Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati
sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu,
bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan
sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara
bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh
kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8:
129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir
8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits
As-Shahihah no. 2866).
Dalam hadits disebutkan bahwa kita
diperintah untuk mencari rezeki dengan cara yang baik atau diperintahkan untuk
“ajmilu fit tholab”. Apa maksudnya?
·
Janganlah berputus asa ketika
belum mendapatkan rezeki yang halal sehingga menempuh cara dengan maksiat pada
Allah. Jangan sampai kita berucap, “Rezeki yang halal, mengapa sulit sekali
untuk datang?”
·
Jangan sampai engkau mencelakakan
dirimu untuk sekedar meraih rezeki.
Dalam hadits di atas berarti diperintahkan untuk mencari rezeki yang
halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan
menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam
mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah
sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau
bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah
ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar
maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar
hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak
sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah
rezeki halal untuknya.” (Hilyatul Auliya’,
1: 326)
Senin, 27 Juni 2016
SABAR
Makna arti
hakekat sabar dalam Islam bila
diketahui dan dipahami dengan baik oleh setiap muslim tentunya hal ini akan
memberikan banyak manfaat keutamaan hikmah di dalam sabar itu sendiri.
Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh." (Al Fawa’id, hal. 95) demikian seperti yang dilansir dari muslim.or.id terkait dengan kedudukan sabar bagi seorang muslim.
Pengertian definisi sabar itu sendiri seperti yang dikutip dari media bahwasannya sabar Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘ Utsaimin rahimahullah adalah seperti yang tercantum dan terdapat pada Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24 yang berbunyi :
Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh." (Al Fawa’id, hal. 95) demikian seperti yang dilansir dari muslim.or.id terkait dengan kedudukan sabar bagi seorang muslim.
Pengertian definisi sabar itu sendiri seperti yang dikutip dari media bahwasannya sabar Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘ Utsaimin rahimahullah adalah seperti yang tercantum dan terdapat pada Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24 yang berbunyi :
"Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan
kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya
dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah…."
Tiga Macam
Tingkatan Sabar
Ada tiga bentuk macam sabar di dalam Islam antara lain adalah :
Ada tiga bentuk macam sabar di dalam Islam antara lain adalah :
1.Sabar dalam Ketaatan
Sabar dalam ketaatan kepada Allah yaitu seseorang bersabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah. Dan perlu diketahui bahwa ketaatan itu adalah berat dan menyulitkan bagi jiwa seseorang. Terkadang pula melakukan ketaatan itu berat bagi badan, merasa malas dan lelah (capek).
Juga dalam melakukan ketaatan akan terasa berat bagi harta seperti dalam masalah zakat dan haji. Intinya, namanya ketaatan itu terdapat rasa berat dalam jiwa dan badan sehingga butuh adanya kesabaran dan dipaksakan.
2. Sabar Dalam Menjauhi Maksiat
Ingatlah bahwa jiwa seseorang biasa memerintahkan dan mengajak kepada kejelekan, maka hendaklah seseorang menahan diri dari perbuatan-perbuatan haram seperti berdusta, menipu dalam muamalah, makan harta dengan cara bathil dengan riba dan semacamnya, berzina, minum minuman keras, mencuri dan berbagai macam bentuk maksiat lainnya.
Seseorang harus menahan diri dari hal-hal semacam ini sampai dia tidak lagi mengerjakannya dan ini tentu saja membutuhkan pemaksaan diri dan menahan diri dari hawa nafsu yang mencekam.
3. Sabar Menghadapi Takdir Yang Pahit
Ingatlah bahwa takdir Allah itu ada dua macam, ada yang menyenangkan dan ada yang terasa pahit. Untuk takdir Allah yang menyenangkan, maka seseorang hendaknya bersyukur. Dan syukur termasuk dalam melakukan ketaatan sehingga butuh juga pada kesabaran dan hal ini termasuk dalam sabar bentuk pertama di atas.
Sedangkan takdir Allah yang dirasa pahit misalnya seseorang mendapat musibah pada badannya atau kehilangan harta atau kehilangan salah seorang kerabat, maka ini semua butuh pada kesabaran dan pemaksaan diri.
Dalam menghadapi hal semacam ini, hendaklah seseorang sabar dengan menahan dirinya jangan sampai menampakkan kegelisahan pada lisannya, hatinya, atau anggota badan.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih baik dan baik lagi.
Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.
--oo0oo---
Selasa, 21 Juni 2016
IKHLAS
Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan suatu amalan ibadah kita
diterima Allah Ta'ala. Yang dimaksud dengan pengertian ikhlas adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya
untuk Allah dengan mengharap pahala dari Nya semata. Jadi dalam beramal
kita hanya mengharap balasan dari Allah, tidak dari manusia atau
makhluk-makhluk yang lain. Demikian adalah pengertian Ikhlas dalam Islam.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan arti ikhlas yaitu mengesakan Allah di dalam tujuan atau keinginan ketika melakukan ketaatan, beliau juga menjelaskan bahwa makna ikhlas adalah memurnikan amalan dari segala yang mengotorinya. Inilah bentuk pengamalan dari firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang artinya: "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan."
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan arti ikhlas yaitu mengesakan Allah di dalam tujuan atau keinginan ketika melakukan ketaatan, beliau juga menjelaskan bahwa makna ikhlas adalah memurnikan amalan dari segala yang mengotorinya. Inilah bentuk pengamalan dari firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang artinya: "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan."
Berhati-hatilah bila dalam beramal dalam hati kita menginginkan sesuatu dari tujuan-tujuan duniawi. Karena hal tersebut bisa menjadi pertanda kebinasaan karena Allah tidak akan menerima amal tersebut dan hanya menjadikannya seperti debu yang berterbangan sebagaimana firman Allah yang tercantum dalam QS Al-Furqan: 23 yang artinya: "Dan kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu seperti debu yang berterbangan"
Ikhlas memang tidak mudah. Akan tetapi kita harus belajar dan mempraktekkan keihlasan itu sendiri. Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah berfirman: Aku sangat tidak butuh kepada sekutu, barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang dia menyekutukanKu di dalamnya maka akan Aku tinggalkan dia dan sekutunya" (HR. Muslim).
Ada beberapa hal yang merusak keikhlasan seseorang yaitu :
1. Riya’. Pengertian riya adalah seseorang
menampakan amalnya dengan tujuan orang lain melihatnya dan memujinya. Dan hal
inilah yang termasuk pembatal ikhlas dalam islam. Sehingga kita harus
berhati-hati terhadap ikhlas dan menanyakan pada diri kita sendiri Sudah
Ikhlaskah Kita ?. Dan ini termasuk dalam perbuatan syirik dan
dikategorikan syirik kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik
kecil, maka para sahabat bertanya : ‘Apakah syirik kecil itu wahai
Rasulullah?’. Beliaupun bersabda: ‘Syirik kecil itu adalah riya’. Pada hari
kiamat ketika manusia dibalas dengan amal perbuatannya Allah akan berkata
kepada orang-orang yang berbuat riya’, ‘Pergilah kalian kepada apa-apa yang
membuat kalian berbuat riya’, maka lihatlah apakah kalian mandapat balasan dari
mereka’"(HR. Ahmad ).
2. Ujub. Yang dimaksud dengan pengertian ujub
adalah adalah seseorang berbangga diri dengan amal-amalnya. Para ulama
menerangkan bahwa ujub merupakan sebab terhapusnya pahala seseorang, karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa ujub sebagai hal-hal
yang membinasakan. Beliau bersabda yang artinya: "Hal-hal yang membinasakan
ada tiga yaitu: berbangganya seseorang dengan dirinya, kikir yang dituruti, dan
hawa nafsu yang diikuti"(HR. Al-Bazzar ).
3. Sum’ah. Pengertian sumah adalah adalah
seseorang beramal dengan tujuan agar orang lain mendengar amalnya tersebut lalu
memujinya. Maka bahaya sum’ah sama dengan bahaya riya’ dan pelakunya terancam
tidak akan mendapatkan balasan dari Allah, bahkan Allah akan membuka semua
keburukannya di hadapan manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda yang artinya : "Barangsiapa yang memperdengarkan amalannya maka
Allah akan memperdengarkan kejelekan niatnya dan barang siapa yang beramal
karena riya’ maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia"(HR.
Bukhari dan Muslim).
Al-An’am
71. ... Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk yang sebenarnya dan kita diperintahkan
agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam.
Al-Mumtahanah
4. Ya Tuhan kami hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami
bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali
Langganan:
Postingan (Atom)